Sunday 1 June 2014

:: Jihad Ibu ::



Bismillaah . . .



Rasulullah SAW bersabda, “Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya dengan jerih payah suami di medan jihad.” (HR Bukhari dan Muslim).

Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para isteri untuk tetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan syurgaNya kelak, para isteri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Titisan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang.

Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang remeh, hanya melibatkan dengan urusan dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmah yang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil tanggungjawab terbesar dalam pembentukan peribadi sebuah generasi. Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Di tangan ibu pula pendidikan anak ditamankan dari usia dini, dan berkat keikhlasan dan ketulusan ibu jualahhmunculan generasi-generasi berkualiti dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Dalam Islam, ini adalah tugas besar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sayangnya, kebanyakan wanita modern masa kini tidak menyukai aktiviti rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah. Maka, jadilah peranan ibu rumah tangga dianggap tidak penting.





Meskipun seorang wanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidak akan sia-sia, sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya. Wanita berkelulusan ini akan beranggapan bahawa ilmu yang telah dipalajarinya itulah yang mampu digunapakai dalam proses memdidik anaka-anak dan ia akan menjadi kayu penggukur dan seterusnya membezakan dalam proses mendidi anak.

Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualiti, sebab kewajiban mengurus anak tidak terbatas hanya memberi makan. Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasih sayang, kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampu menghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merosak akal dan kemajuan teknologi yang merosak akal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yang cerdas.




No comments: